Makalah Cloud Computing
MAKALAH
PENGANTAR KOMPUTASI MODERN
‘CLOUD COMPUTING
Untuk memenuhi salah satu tugas
’
Disusun Oleh:
Nama: M Himawan Noer Adiyasa
Kelas: 4IA10
NPM: 57414308
FAKULTAS TEKNOLOGI INUSTRI
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan
perkembangan jaman, teknologi saat ini mengalami perkembangan kearah pencapaian
kemudahan dan kenyamanan luar biasa, sehingga kegiatan sehari-hari yang
dianggap tidak mungkin dapat dikerjakan dalam waktu singkat. Pengembangan
teknologi computasi berbasis internet saat ini lebih diarahkan pada proses
aplikasi sistem yang mudah dan tidak memerlukan banyak waktu atau tenaga.
Permasalahan
diperoleh dalam pengolahan sistem jaringan. Apabila ada suatu perubahan program aplikasi internet
pada server dalam jaringan lokal, datanya harus di-instal ulang atau
disesuaikan kembali. termasuk pada pemakaian komputer biasa diperlukan sistem
operasi dan program aplikasi. Sistem operasi sangat menentukan program
aplikasi. Kalau pemakai memilih sistem operasi MS Windows misalnya, maka
aplikasinya pun harus berbasis Windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis
DOS, Linux, Mac, dan sebagainya.
Sekarang konsep
teknologi informasi Cloud Computing sedang hangat dibicarakan. Istilah
Cloud Computing mulai banyak didengar dan perkembangannya sangat luar
biasa. Disebut-sebut teknologi Cloud Computing dapat menghilangkan
permasalahan yang dijelaskan diatas. Perusahaan-perusahaan besar di bidang IT
pun sekarang mencurahkan perhatiannya ke sana. Apa sebenarnya Cloud
Computing itu ? Komputasi awan merupakan istilah bagi dunia TI yang
sistemnya hanya disewa. Maksudnya, dalam menerapkan teknologi ini, pelanggan
diharuskan untuk menyewa beberapa komponen kerja di TI, seperti server penyimpanan
data hingga data center. Melihat dari tren ini, kita dapat memprediksi
masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan
dari banyak cloud service. Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft,
Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi
penguasa terbesar terhadap teknologi awan ini.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa itu Cloud Computing?
- Apa kelebihan dari teknologi Cloud Computing?
- Layanan (service) apa saja yang ditawarkan oleh Cloud Computing?
- Perusahaan mana saja yang sudah menyediakan jasa cloud computing
dan bagaimana pelayanan yang diberikan terhadap client?
1.3 Tujuan
- Mampu menjelaskan definisi dari Cloud Computing
- Mampu memaparkan kelebihan yang ada pada teknologi Cloud Computing
- Memberikan penjelasan mengenai layanan-layanan yang disediakan oleh
Cloud Computing
- Memberikan informasi mengenai perusahaan penyedia jasa cloud
computing dan cara kerja pelayanannya terhadap client
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Cloud Computing
Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk
men-support business process. Kata-kata “Cloud” sendiri
merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan
jaringan internet (internet cloud). Cloud computing adalah
gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis
Internet (‘awan’).
Cloud/awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering
digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing
juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya
adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi
disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna
dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa pengetahuan
tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur
teknologi yang membantunya. Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE, Internet
Computing / Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara
permanen tersimpan di server internet dan tersimpan secara sementara
di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop,
komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
“Cloud Computing”
secara sederhana adalah “layanan teknologi informasi yang bisa
dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet”.
Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren
teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan
terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai
contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara sharing yang
diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang
tersimpan di server.
Wikipedia mendefinisikan cloud
computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan
bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer
atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”.
Gartner mendefinisikannya
sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah
dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan
menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya
sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau
infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara
swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Agar lebih mudah
membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi berikut.
Gambar 1 Skema Cloud Computing
2.2 Karakteristik
Cloud Computing
Bahwa tidak semua
aplikasi berbasis web dapat dimasukkan ke dalam kategori cloud computing.
Ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa di masukkan
dalam keluarga Cloud Computing, yaitu :
1.
Swalayan (On
Demand Self Service)
Seorang pelanggan
dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan,
seperti processor time dan kapasitas penyimpanan melalui control panel
elektronis yang disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personil
customer service jika perlu menambah atau mengurangi sumberdaya komputasi yang
diperlukan.
2.
Akses Pita Lebar (Broadband
Network Access)
Layanan yang
tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses
secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick
client ataupun media lain seperti smartphone.
3.
Sumberdaya
Terkelompok (Resource Pooling)
Penyedia layanan cloud,
memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau berbagai
lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme
multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya
komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di
mana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat
dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai
permintaan.
Dengan demikian,
pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya
komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, setiap permintaan
dapat dipenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory,
processor, pita jaringan dan mesin virtual.
4.
Elastis (Rapid
Elasticity)
Kapasitas komputasi
yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam
bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk
pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak
terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.
5.
Layanan Yang Terukur (Measured Service)
Sumber daya cloud
yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu
sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya
komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas
user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang digunakan dapat
secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya
penggunaan layanan.
2.3 Kelebihan
Cloud Computing
1.
Tanpa
Investasi Awal
Dengan cloud
computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang
signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup).
Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian
meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud
computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware
yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing,
kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan.
2.
Mengubah
CAPEX menjadi OPEX
Tanpa cloud
computing, investasi hardware dan software
harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital
Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita
dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi,
sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika
kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu
perusahaan secara keuangan.
3.
Lentur
dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan
Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan
Gambar di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. Penggunaan TI
secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.
Dalam skenario
“Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam.
Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu
meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan. Untuk skenario “Growing
Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus
mengikuti.
Contoh skenario
“Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita
mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik. Skenario “On and
Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan
pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Gambar 2 Skenario kebutuhan bisnis
Tanpa layanan cloud
computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang
sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas
tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak
time” tersebut.
Dengan cloud
computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic
and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan,
dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
4.
Fokus
pada Bisnis, bukan TI
Dengan
menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan
bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena
pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri.
Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade
hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada
layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani
oleh penyedia layanan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Layanan Cloud Computing
- Software as a Service (SaaS)
Sebagai konsumen
individual, kita sebenarnya sudah akrab dengan layanan cloud computing melalui
Yahoo Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau MSN Messenger. Contoh lain yang
cukup populer adalah Google Docs ataupun Microsoft Office Web Applications yang
merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasis internet.
Di dunia bisnis, kita
mungkin familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan
layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan
software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun
Microsoft CRM, kita bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan dari mana saja
melalui internet. Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi.
Kita juga akan selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita
benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya
dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata
lain, pay as you go, pay per use, per seat.
Nah, semua layanan ini,
dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai oleh seorang
pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services (SaaS). Secara
sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan.
- Platform
as a Service (PaaS)
Sering terjadi, suatu
aplikasi software yang sifatnya package tidak dapat memenuhi kebutuhan proses
bisnis kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yang ditawarkan
sebagai layanan tidak sesuai dengan proses bisnis kita. Nah, pada skenario ini,
kita dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS).
Pada PaaS, kita membuat
sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skema database yang
diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik
penyedia jasa
PaaS. Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai
dari mengatur server-server mereka secara virtualisasi sehingga sudah menjadi
cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita sebagai
pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat di atasnya.
Jika kita adalah
perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alih-alih
memasang software di server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di
server milik penyedia layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk
langganan. Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS.
Singkatnya, dengan
PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaS tersebut.
Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan Amazon
Web Services.
- Infrastructure
as a Service (IaaS)
Ada kasus ketika
konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan keinginan
kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi server yang
unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluan seperti ini,
kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe Infrastructure as a Service
(IaaS).
Pada IaaS, penyedia
layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori, dan
storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan tidak
memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS, aplikasi,
maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita.
Jadi, layanan IaaS
dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-premise ke data
center millik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal rata-rata
menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private Server.
3.2
Kendali dan Tanggung Jawab Layanan
Perbedaan
SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang
dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 3, di jelaskan stack (jenjang)
teknologi komputasi dari Networking naik hingga ke Application. Di situ juga
dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor layanan cloud memberikan
layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai memegang kendali dan
bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.
Gambar 3 Skema kendali dan tanggung jawab layanan
Mulai dari kanan,
pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia layanan cloud.
Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan.Pada PaaS,
penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime.
Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga skema
database-nya.
Pada IaaS, penyedia
layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga Virtualization.
Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System ke atas.Sebagai
perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise
(bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung
jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Dengan
cloud computing konsumen membebaskan diri dari tanggung jawab untuk mengelola
stack sumber daya komputasi.Levelnya mulai dari SaaS ketika kita benar-benar
bebas, PaaS ketika kita masih harus membuat aplikasi, dan IaaS di mana kita
juga masih harus sibuk dengan Operating System.Ini berbeda dengan On-Premise di
mana kita harus mengurus semua sendiri.
Comments
Post a Comment